Literatus Pustaka Resmi Diperkenalkan

Meriah dan antusias: proses terlaksananya Launching Literatus Pustaka dan Bedah Buku “Scientia Sacra Seyyed Hossein Nasr: Menuju Revolusi Ilmiah Kesatuan Ilmu-Pengetahuan

Penerbit Literatus Pustaka resmi diperkenalkan pada 4 September di Kancakona Kopi, Sumenep. Penerbit ini berbasis di Kabupaten Sumenep. Penerbit ini merupakan satu-satunya penerbit yang berbasis di Sumenep di bawah naungan CV (Persekutuan Komanditer).

Peresmian secara simbolik dilakukan oleh Komisaris Literatus Pustaka, A. Dardiri Zubairi, dengan pemotongan pita.

Selanjutnya, digelar diskusi bedah buku terbitan Literatus Pustaka yang berjudul, “Scientia Sacra Seyyed Hossein Nasr: Menuju Revolusi Ilmiah Kesatuan Ilmu-Pengetahuan” karya Dr. Mahmudi dengan dua pembedah: pembedah satu, Moh. Roychan Fajar, pembedah dua, Ach. Maimun Syamsuddin.

Komisaris Literatus Pustaka, A. Dardiri Zubairi, berharap bahwa penerbit ini tidak sekadar menjadi penerbit biasa-biasa saja, hanya sekadar berorientasi pada bisnis perbukuan, mengejar laba semata, tetapi punya peran penting dalam khazanah keilmuan, kemanusiaan, keagamaan.

“Perlu jadi lokomotif bagi pergulatan pemikiran yang mencerahkan secara spiritual maupun kemanusiaan. Itu akan lebih membumi jika ia terlibat dalam kerja-kerja praksis kemerdekaan,” kata Dardiri. Minggu, 2/4/2022.

Literatus Pustaka punya visi untuk untuk membangun gugus literasi yang progresif dan independen serta mengarusutamakan sumber-sumber bacaan kritis dan ketat melalui produksi buku-buku ilmiah populer.

“Sebagai penerbit, komitmen Literatus Pustaka memang bukan sekadar untuk menerbitkan buku lalu selesai. Lebih dari itu, kerja-kerja Literatus juga bertolak dari spirit ideologis, yakni untuk membangun  gugus literasi kritis dan progresif,” kata Roychan. Minggu, 2/4/2022.

Roychan bilang, iklim literasi Indonesia tengah remuk, hal ini dipicu, salah satunya, adalah terdapat suatu pergeseran dalam kerja-kerja literasi itu sendiri; dari dimensi sosial yang ketat, kajian-kajian yang matang dan ketat menjadi dimensi kepenulisan yang netral dan menghibur.

Literatus hadir berdasarkan kegelisahan-kegelisahan itu. Ia ingin memberikan sumbangan riil dalam khazanah keilmuan yang lebih maju.

Ach. Maimun Syamsuddin, Direktur Pascasarjana Institut Ilmu Keislaman Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh pihak Literatus Pustaka karena tidak banyak orang yang mau mengambil langkah seperti ini, apalagi di tengah meredupnya progres dunia perbukuan secara fisik.

“Sekarang, orang semuanya, termasuk yang sudah terdidik, hanya mau masuk politik, jarang yang mau beginian,” katanya. Minggu, 2/4/2022.

Ia berharap, Literatus Pustaka tetap eksis dalam melakukan kerja-kerja penerbitan, itu lebih baik daripada mengeluhkan keadaan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post

Kantin WartawanKantin Wartawan

Hujan lebat membatasi jarak pandang kami. Air mengalir di sepanjang jalan, angin semakin riuh, para pengendara motor banyak yang berteduh, kecuali pengendara mobil yang tak merasakan setetes pun air hujan,